Kader Muda Golkar Membelot karena Ical Lemah
Selasa , 20 May 2014, 17:29 WIB
Fahrul Jayadiputra/Antara
Aburizal Bakrie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pilpres 2014, ada perbedaan pandangan yang tajam di kalangan kader Partai Golkar terkait arah koalisi dan dukungan. Itu mengindikasikan, perpecahan di dalam tubuh parpol berlambang pohon beringin tersebut.

"Perpecahan ini mencerminkan kondisi real di internal Golkar saat ini. Ical selaku ketua umum tidak punya grade yang kuat untuk merangkul kelompok-kelompok tertentu yang ada di Golkar," ujar pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor, saat dihubungi ROL, Selasa (20/5).

Menurutnya, Golkar kini telah terbagi dalam beberapa faksi. Setiap kelompok tersebut memiliki patron lain di luar Ical. Di antara tokoh yang ia sebut sebagai patron itu adalah Akbar Tandjung, Muhammad Jusuf Kalla (JK), dan Agung Laksono.

Firman berpendapat, pengaruh Ical memang kuat di level Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah I (DPD I/provinsi) Golkar. Namun, di tingkat DPD II (kabupaten kota), pengaruh Akbar Tandjung dan JK justru lebih besar.

"Selain itu, kader-kader muda Golkar juga mungkin akan lebih mendengarkan Akbar dan JK dibandingkan Ical," imbuh Firman.

Sebelumnya, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, resmi mendukung Prabowo-Hatta dalam pilpres kali ini. Idrus mengaku alasan Golkar mendukung pasangan ini adalah karena Ical menilai Prabowo sebagai sosok yang kuat untuk memimpin Indonesia ke depan.

Namun, politikus muda Partai Golkar Poempida Hidayatulloh justru menilai dukungan yang diberikan elite partainya kepada Prabowo-Hatta sebagai langkah yang keliru. Menurut menantu mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris itu, DPP Partai Golkar seharusnya mendukung pasangan Jokowi-JK.

"JK yang dipasangkan sebagai cawapres untuk Jokowi adalah kader Golkar tulen. Bahkan beliau adalah mantan ketua umum Partai Golkar. Banyak arus bawah yang kecewa atas keputusan DPP untuk berkoalisi dengan Gerindra dan mendukung Prabowo-Hatta,” kata Poempida lewat laman pribadinya.

Redaktur : Mansyur Faqih
Reporter : Ahmad Islamy Jamil
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar