REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya 23 tokoh Golkar berkumpul di JW Marriot, Kuningan, Rabu (21/5). Pertemuan ini untuk membahas adanya isu pemecatan bagi kader yang tidak mendukung pencapresan Prabowo-Hatta.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan Tri Karya melakukan pertemuan ini karena adanya sanksi pemecatan bagi kader Golkar yang membelot putusan Ical untuk mendukung Prabowo-Hatta.
"Inilah tentu harus kita bicarakan. Sudah saatnya untuk mempertanyakan menurunnya nilai demokrasi padahal hanya perbedaan pilihan,'' kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono, Rabu (21/5).
Tri Karya adalah tiga organisasi massa pembentuk Partai Golkar. Tri Karya terdiri dari ormas SOKSI, Kosgoro 1957, dan MKGR.
Tindakan pemecatan, menurut Agung, tidak pantas dilakukan oleh organisasi sebesar Partai Golkar. Dewan Partai, menurutnya, seharusnya bisa merangkul para kader yang memilih mendukung calon lain.
Setelah Golkar memutuskan merapat ke Prabowo-Hatta, dukungan partai ini justru terbelah dua. Sebagian kader justru memilih untuk mendukung pasangan Jokowi-JK. Alasannya JK sebagai kader Golkar. Salah satu forum yang dibuat oleh kader yang membelot adalah Forum Paradigma Gerakan Muda Indonesia (FPGMI).
"Nah yang seperti itu dirangkul saja, Saya kira lebih baik dan supaya lebih solid, selain itu juga membangun citra yang positif di publik," kata dia.
Agung meminta kepada dewan partai untuk memperbaiki hubungan dengan kader yang tidak setuju. Imbasnya ialah solidaritas partai yang dipertaruhkan. ''Kita akan kembali ke anggaran dasar,'' kata dia.