Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei menunjukkan calon presiden dan wakil presiden yang diusung poros koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo-Jusuf Kalla, memiliki elektabilitas yang lebih tinggi dibanding Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung poros Partai Gerakan Indonesia Raya.
Sebagai contoh, survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memperlihatkan, elektabilitas Jokowi-JK mencapai 35,42 persen, sedangkan elektabilitas Prabowo-Hatta sekitar 22,75 persen.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, jika membaca hasil survei, tentu Jokowi-JK memiliki peluang untuk memenangi Pemilihan Umum Presiden yang akan berlangsung 9 Juli 2014.
Namun demikian, Prabowo-Hatta masih memiliki waktu untuk merebut simpati calon pemilih sebelum pilpres dihelat. "Dan kita tahu pemilih kita belum rasional," ujar Yunarto kepada Republika seperti ditulis, Kamis (22/5).
Berdasarkan survei LSI, sebanyak 41,83 persen responden belum menentukan pilihannya. Menurut Yunarto, keputusan pemilih yang telah menentukan pilihannya kepada Jokowi-JK masih bisa berubah. Syaratnya adalah mobilisasi yang masif.
Hal itu, kata Yunarto, coba diperlihatkan oleh Prabowo-Hatta sejak deklarasi hingga mendaftarkan diri sebagai peserta pilpres ke Komisi Pemilihan Umum, Selasa (20/5). "Apa pun masih mungkin berubah. Mobilisasi kuncinya," ujar Yunarto.
Ditemui seusai menghadiri acara silaturahim dan golf bersama purnawirawan TNI/Polri di Club House Golf Jagorawi, Bogor, Rabu (21/5), Prabowo Subianto mengaku akan berjuang keras untuk merebut mandat rakyat dalam Pilpres 9 Juli 2014.
Prabowo berharap dukungan dari semua pihak, tidak hanya TNI/Polri, melainkan seluruh elemen masyarakat seperti NU, Muhammadiyah, Kristen, buruh, nelayan hingga petani.