REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar Indra J Piliang mengaku akan mengundurkan diri dari struktur partai.
"Sebenarnya lisan sudah sejak 22 Mei 2014, tapi kalau yang tertulis, nanti kita lihat apakah perlu isi formulir, atau ada aturan seperti apa," kata dia, Ahad (25/6).
Indra mengaku sudah bertemu dengan Ketua Umum Aburizal Bakrie (Ical) membicarakan masalah terbelahnya Golkar dalam dukungan pasangan capres cawapres.
Ical, menurut Indra memberikan pilihan pengunduran diri kepadanya. "Iya, karena sudah ketemu dengan ketua umum dan diberikan pilihan yang seperti itu. Saya mundur karena menghormati ketua umum. Sekali pun masih muncul perdebatan," kata dia.
Perdebatan yang dimaksud yaitu kebebasan yang bersifat subtantif. "Artinya ada yang menilai itu bukan saya yang salah, tapi DPP yang menafsirkan rapimnas," kata dia.
Dalam rapimnas VI, Ical diberikan mandat untuk menjadi capres dan cawapres serta membawa Golkar mencari mitra koalisi. Namun, Ical malah membawa Golkar bermitra dengan Partai Gerindra mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Koalisi itu otomatis menutup pintu kader untuk menjadi capres atau cawapres.
Kaum muda pun membentuk Forum Paradigma Gerakan Muda Indonesia (FPGMI) mendukung pasangan Jokowi-JK. Mereka mendukung pasangan tersebut mengingat JK merupakan kader Golkar, tapi tidak didukung partai berlambang pohon beringin tersebut.
Indra mengaku belum tahu sikap kader yang lain yang tidak melaksanakan titah sang ketua umum. "Apakah mereka akan mengundurkan diri bersama atau sendiri-sendiri nanti kita lihat," kata dia.