Said Aqil Titipkan NU pada Capres Terpilih
Rabu , 28 May 2014, 16:47 WIB
Republika/Yasin Habibi
Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj secara langsung menitipkan NU pada Joko Widodo (Jokowi) jika terpilih menjadi presiden.

"Siapapun presidennya nanti, termasuk kalau Pak Kyai Jokowi jadi presiden, saya titip NU," ujar Said saat memberikan tausiyah dalam pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Pondok Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (28/5).

Said menitipkan NU pada Jokowi karena menurutnya warga NU tidak mendapat perlakukan yang sama seperti warga lainnya. Misalnya saja, kata Said, anak sekolah jika naik angkutan umum hanya diwajibkan membayar ongkos separuh harga. "Tapi kalau santri harus bayar penuh," ucapnya.

Hal yang sama, menurut Said, juga terjadi di lingkup sekolah. Sekolah negeri mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Kementerian Pendidikan. Namun, pondok pesantren yang juga merupakan lembaga pendidikan tidak mendapat bantuan serupa. "Padahal pesantren lebih dulu ada sebelum republik ini berdiri," ucap Said.

Sementara, Jokowi yang juga hadir dalam acara tersebut terlihat mengangguk-ngangguk ketika Said menyampaikan tausiyahnya.

Lebih lanjut, Said juga bercerita mengenai nasionalisme para kyai NU yang menurutnya sangat kuat. Namun, kata dia, nasionalisme para kyai itu muncul bukan karena membaca karya-karya Bung Karno, melainkan murni muncul dari dalam hati.

"Contohnya saja nama-nama pesantren. Ada Pesantren Tambak Beras, Tebu Ireng, Buntet. Itu kan nama desanya. Kalau nama aslinya Pesantren Tambak Beras itu Bahrul Ulum. Nama pesantrennya enggak terkenal enggak apa-apa, yang penting nama desanya terkenal. Itu bukti kyai sangat nasionalis," kata Said.

Acara Rakernas dan Mukernas Perangkat Muslimat NU ini bertema 'Hidmah Muslimat NU untuk Indonesia Bermartabat'. Dalam acara ini, hadir Wakil Presiden RI Boediono beserta istri, Ketua PBNU Said Aqil Siradj, Wakil Menteri Agama Nazaruddin Umar, mantan Komandan Jenderal Kopassus Luhut Pandjaitan, dan Sinta Nuriyah Wahid, istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar