REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai isi siaran di sejumlah televisi swasta menjelang Pemilu Presiden 9 Juli 2014, tidak asyik.
"Siaran televisi sekarang gak asyik jelang pilpres, 'wagu' dan isinya jelek karena tidak memberikan edukasi bagi masyarakat," kata Ganjar di Semarang, Kamis (29/5).
Hal tersebut diungkapkan Ganjar usai menghadiri pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia kategori pembaca berita terbanyak secara langsung di televisi yang berlangsung di Studio Mini, kompleks kantor Gubernur Jateng di Jalan Pahlawan Semarang.
Ganjar menjelaskan saat ini isi siaran di sejumlah televisi hanya saling menjelekkan masing-masing calon presiden menjelang Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
"Yang terjadi adalah satu televisi dominan memihak salah satu tokoh (capres), sedangkan televisi lainnya dominan terhadap tokoh lainnya," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Menurut Ganjar, akibat isi siaran yang tidak bermutu di sejumlah televisi itu mengakibatkan masyarakat tidak teredukasi. "Masyarakat dapat apa?, masyarakat sekarang dapat kemarahan saja, dapat fitnah saja, dan hanya dapatkan catatan hitam saja dari masing-masing capres tanpa mendapatkan edukasi yang baik," katanya.
Terkait dengan hal tersebut, Ganjar mengharapkan Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dan KPID Jawa Tengah dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengawasan siaran dengan lebih baik. "Hentikan pola saling menjelekkan antarcapres sehingga masyarakat teredukasi agar dapat memilih pemimpinnya dengan akal sehat," ujarnya.