REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim sukses Jokowi-JK, Eva K Sundari menilai, surat yang beredar dan mengatasnamakan Joko Widodo dibuat oleh pihak Kurawa.
"Itu ciri-ciri Kurawa yang mengadudomba dan menebar kebencian serta berbasis fitnah. Seperti sering dilakukan oleh Dorna dan Patih sengkuni," katanya dalam keterang yang diterima ROL, Kamis (29/5).
Bagi Jokowi-JK, katanya, serangan kampanye hitam akan dijawab secara proporsional. Namun, strategi utama untuk melaksanakan kampanye positif akan dikuatkan. Ini sebagai bagian tantangan untuk memperkuat tekad timses Jokowi-JK untuk mempertahankan rasionalitas ketimbang emosional.
"Sambil berserah pada Tuhan seperti yang dilakukan Pandawa saat dikuyo-kuyo Kurawa," ujar anggota Komisi III DPR dari PDI Perjuangan tersebut.
Menurutnya, tekad tim Jokowi-JK untuk antara mengajak beradu gagasan dan program mendapat blokade serius. Malah, memunculkan serangan kampanye hitam yang mendeskreditkan, terutama kepada Jokowi.
Misalnya saja, sebut dia, SMS dan berita fitnah yang masif ke basis bernuansa SARA. Seperti penyebaran tabloid OBOR Rakyat ke masjid dan ponpes yang menjelek-jelekan Jokowi-JK. Atau SMS kebohongan terkait penghapusan tunjangan guru dan dosen, serta remunerasi PNS oleh Jokowi jika kelak berkuasa.
"Serangan kampanye hitam ini sistematis dan meluas yang hanya bisa dilakukan secara terorganisasi oleh kelompok orang yang terlembaga dan terlatih setingkat kontraintelejen," ungkap dia.
Eva menambahkan, eskalasi serangan meningkat dengan hingga menggunakan cara yang nekat. Yaitu, mencoba berlaku kotor dan mengarahkan proses penyidikan dengan memalsukan surat Jokowi terkait kasus transjakarta.
Ia menekankan, politisasi kasus dengan strategi pemalsuan surat seperti itu tak patut dilakukan. Apalagi, pemalsuan surat merupakan perbuatan yang melanggar hukum.
"Tampaknya, ada upaya menghalalkan segala cara untuk menang, bahkan dengan ongkos yang merusak akal sehat masyarakat. Kita meminta Polri dan Bawaslu bertindak proaktif melakukan investigasi," tegas dia.