REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deklarasi Relawan Matahari Indonesia yang dilakukan segelintir alumni yang mengatasnamakan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dipersoalkan. Pasalnya, deklarasi tersebut secara eksplisit membawa-bawa nama Muhammadiyah untuk mendukung capres Joko Widodo (Jokowi) dan cawapres Jusuf Kalla (JK).
"Saya dengar yang menjadi koordinator deklarasi itu adalah Izzul Muslimin. Setahu saya, dia itu caleg dari Hanura. Sayangnya, kok sekarang bawa-bawa nama AMM? Kenapa tidak bawa nama Angkatan Muda Hanura?" kata Wakil Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah, Abdul Rahman Syahputra, kepada ROL, Sabtu (31/5).
Ia menjelaskan, para deklarator Relawan Matahari Indonesia tidak memiliki hak membawa-bawa nama AMM, karena saat ini mereka tidak masuk dalam struktur kepengurusan AMM manapun. Baik itu Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasyiyatul Aisyiyah (NA), maupun Pemuda Muhammadiyah.
Deklarasi tersebut, kata Putra, juga dikhawatirkan bakal merugikan eksistensi Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menjauhkan diri dari politik praktis. "Jangan-jangan, deklarasi Relawan Matahari Indonesia ini menjadi agenda pemecah suara di kalangan AMM yang secara individual kebanyakan mendukung Prabowo-Hatta," kata Putra.
Dia juga mempertanyakan orang-orang yang direkrut di dalam tim relawan tersebut. Pasalnya, tidak ada satupun ketua umum ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah yang aktif terlibat di sana. Putra meyakini dukungan tersebut hanya seremonial yang sifatnya provokatif dan mau memecah belah suara AMM yang saat ini masih diberi amanah.
"Pada Pilpres 2009, Izzul Muslimin itu mendukung JK-Wiranto. Nyatanya, pasangan itu kalah jauh dari SBY-Boediono. Sekarang mau dukung Jokowi-JK. Apa dia tidak belajar dari pengalaman Pilpres yang lalu?" ujarnya.