Jubir Jokowi-JK: Masjid Bukan Tempat Kampanye
Sabtu , 31 May 2014, 21:19 WIB
Yogi Ardhi/Republika
Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding menyatakan, tidak sepatutnya masjid dan pesantren digunakan untuk kampanye pemilu presiden, apalagi untuk menyebarkan kebencian melalui isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Masjid dan pesantren sejatinya menjadi tempat untuk memberikan pencerahan spiritual dan ritual umat, bukan untuk kampanye politik, apalagi menebarkan isu SARA yang menyudutkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla," kata Karding dalam pernyataan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu. (31/5).

Karding mengemukakan hal itu menanggapi pemberitaan media massa dan laporan dari warga Nahdhiyyin bahwa masjid dan pesantren kerap dijadikan sebagai tempat untuk menebarkan isu SARA.

Politikus PKB itu mengatakan, pihak yang sengaja menebarkan isu SARA terhadap pasangan Jokowi-JK, baik di masjid melalui khotbah maupun melalui tabloid yang disebar di pesantren, sebenarnya sedang mencoreng kesucian tempat ibadah dan lembaga pendidikan Islam.

"Masjid dan pesantren sejatinya menjadi tempat untuk menjaga kedamaian dan kerukunan di tengah-tengah umat, apa pun pilihan politiknya," katanya.

Bahkan, katanya, Undang-Undang Pemilu Nomor 42 Tahun 2008 melarang penggunaan masjid dan tempat ibadah lainnya, serta lembaga pendidikan sebagai tempat kampanye. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk berperan aktif mengingatkan dan melaporkan jika menemukan pelanggaran atas UU Pemilu itu.

"KPU dan Bawaslu harus proaktif dalam memberikan penyadaran dan sanksi kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran kampanye, apalagi menyebarkan isu SARA secara terbuka, baik melalui khotbah maupun penerbitan tabloid," katanya.

Redaktur : Erik Purnama Putra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar