REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar media massa Atmakusumah Astraatmadja menilai jaminan kebebasan pers yang disampaikan calon presiden (capres) hanya melunakkan pengusaha media.
"Saya tidak paham maksud pendapat salah satu capres mengenai jaminan pribadi pada kebebasan pers karena hal itu tidak memiliki kekuatan untuk kebebasan pers," kata Atmakusumah di Jakarta, Sabtu (31/5) kemarin.
Atmakusumah mengatakan jaminan pribadi terhadap kebebasan pers mengindikasikan sikap diktator dan otoriter. Pasalnya, Atmakusumah menuturkan, perkataan jaminan pribadi akan berpotensi menjadi senjata untuk "membredel" dan menyensor media massa.
Atmakusumah mengungkapkan masyarakat dan pelaku pers telah menikmati dan menghargai kebebasann pers setelah era reformasi. Atmakusumah menyatakan kebebasan pers berjalan baik selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau berlangsung 10 tahun lalu.
Lebih lanjut, Atmakusumah menduga pernyataan Prabowo Subianto tentang kebebasan pers untuk melunakkan pengelola media yang memberitakan seputar karirnya sebagai mantan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang dianggap bermasalah.