Fahri Hamzah Minta Hasil Tes Psikologi Capres Diumumkan
Ahad , 01 Jun 2014, 16:51 WIB
antara
Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru debat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah mengusulkan hasil tes psikologi pasangan capres-cawapres 2014 diumumkan ke publik. Dengan begitu, masyarakat memiliki informasi dan data yang lebih lengkap mengenai calon pemimpinnya.

Menurutnya, data kesehatan, termasuk data pribadi, memangbersifat rahasia. Namun karena diperlukan untuk bahan penilaian terhadap calon pemimpin bangsa, maka perlu dibuka.

"Saya kira harus dibuka hasilnya supaya rakyat tahu, kayak apa sih tingkat kecerdasan, kecakapan, kejujuran dan tingkat komitmen capres yang akan dipilihnya," katanya, Ahad (1/6).

Dia mengatakan, orang yang mau masuk pegawai perusahaan saja harus mau diperiksa tes kesehatannya. Pemilik perusahaan pun berhak menolak kalau terbukti secara kesehatan, baik fisik mau pun rohani, tidak sesuai dengan kriteria kebutuhan perusahaan.

"Rakyat harusnya juga diberi tahu, kalau memang mau menerima kekurangan, ya itu terserah rakyat sendiri," kata Wasekjen PKS tersebut.

Fahri sempat ditanya, apakah Prabowo setuju hasil tes psikologinya diumumkan. "Bila tujuannya untuk mendapatkan pemimpin yang baik, rakyat tahu karakter pemimpinnya, kenapa tidak? Makanya saya ajukan usulan ini supaya rakyat tidak salah memilih pemimpin. Kan hasil tesnya bisa digunakan untuk lakukan penilaian," katanya sambil tertawa.

Menurutnya, yang paling penting diketahui oleh publik adalah hasil tes psikologi. Karena dengan mengetahui hasil tes psikologi, rakyat yang akan memilih tahu seperti apa konsistensi capres, kemantapan hati, kecerdasan, motivasi dan alasan yang mendorongnya menjadi capres.

Ia mengatakan, capres harus mau membuka hal ini. Karena seharusnya, kalau mau jadi presiden rakyat harus diberi tahu rahasia pribadi. Seperti hasil psikotes sekali pun.

"Ini sebenarnya masuk ke informasi publik, harusnya bisa diperoleh masyarakat. Karena yang termasuk informasi publik itu kalau urgensinya menentukan kehidupan publik atau masyarakat. Masa kita gak boleh tahu kalau capresnya punya kelainan," katanya.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar