(dari kiri-kanan) Ketua PBNU Djan Faridz, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Sekjen PBNU Marsudi Syuhud saat menggelar konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (30/4).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan, organisasinya netral dalam Pemilu Presiden 2014. "Sikap PBNU jelas dan tegas, tidak berpolitik praktis. Tak satu pun yang akan mendapat stempel NU," kata Said Aqil di Jakarta, Ahad (1/6)
Said mengatakan, kalaupun ada pihak-pihak yang membawa-bawa NU untuk dijadikan komoditas politik, sudah pasti itu tidak lebih dari sekadar klaim.
Dia menegaskan, NU sebagai organisasi tidak layak diperalat untuk menjadi sekadar tim sukses. "Yang didukung NU bukan sekadar kandidat, melainkan proses penyelenggaran pemilihan yang jujur, adil, dan bermartabat," katanya.
Menurut dia, pemilihan presiden hanya merupakan satu tahap dari rangkaian pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, jauh lebih penting bagi PBNU untuk mengawal dan mengawasi pemerintahan terpilih.
"Saya akan berdiri di depan dan pasang badan jika presiden dan wakil presiden terpilih nanti tidak bekerja untuk kedaulatan rakyat. Jadi, tidak hanya 9 Juli yang penting, jauh lebih penting adalah hari-hari panjang sesudahnya," kata Said.
PBNU juga mengimbau warga NU untuk menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab dan tanggung jawab itu terus berlangsung hingga setidaknya lima tahun mendatang.