REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sri Sultan Hamengku Buwono X mewanti-wanti Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) agar mengabdikan kekuasaan untuk rakyat jika nanti terpilih.
"Memang saya punya harapan sangat besar. Bagaimana pemimpin itu yang mendapatkan amanah rakyat bisa tetap amanah. Harapan saya kekuasaan diabdikan untuk rakyat. Hanya kekuasaan untuk rakyat maka dirinya tak akan merasa berkuasa tapi rakyatlah yang berkuasa," katanya di Kraton Kilen Yogyakarta, Senin (2/6).
Sebelumnya, Sultan melakukan pertemuan tertutup dengan Jokowi dan JK. Pertemuan secara tertutup di salah satu ruangan di Kraton Kilen berlangsung selama 65 menit.
Sultan menjelaskan, jika kekuasaan digunakan untuk rakyat, maka tidak akan membebani. Malah, namanya justru akan dikenang selalu.
"Dia (pemumpin) itu nanti akan selalu diingat rakyat sepanjang massa dan akan dia akan nyaman, karena rakyat yang akan merasakannya," kata Sultan.
Sultan juga meminta masyarakat untuk berubah. "Yang penting Indonesia harus berubah, rakyatnya harus berubah, kita menyongsong indonesaa baru. Dengan berubah itu, rakyat tak akan dirugikan. Rakyat akan dilakukan sama oleh penguasa dan sama di depan hukum," kata Sultan.
Sultan menyebutkan, isu kebersamaan menjadi masalah akhir-akhir ini. Karena ada pihak yang menafikan kebersamaan dan kaum minoritas.
Menurut Sultan, tindakan itu mengkhianati prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang melihat berbeda tetapi tetap satu.
"Semoga beliau (Jokowi-JK) bisa memimpin dengan tetap memperhatikan kebhinnekaan itu. Semoga Anda berdua sukses. Tetapi masih perlu bekerja keras untuk menjawab tantangan Indonesia ke depan," kata Sultan.
Sementara Jokowi mengatakan kedatangannya bersilaturahmi ke Sri Sultan HB X selain sebagai gubernur DIY juga sebagai Guru Bangsa.
"Prinsip hamemayu hayuning buwono yakni menyerap aspirasi masyarakat. Beliau pemimpin yang senantiasa selalu ada di hati rakyat. Beliau memanusiakan manusian 'uwongke uwong'," kata Jokowi.