Mantan Kepala BIN Cibir Prabowo
Selasa , 03 Jun 2014, 17:11 WIB
antara
PELUNCURAN BUKU HENDROPRIYONO. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn), A.M Hendropriyono, menyampaikan sambutan saat peluncuran buku, "Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin", di Jakarta, Selasa (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, menyampaikan sindiriannya kepada calon presiden Prabowo Subianto. Meski tidak menyebut nama secara langsung, ia menilai sosok yang berusia hampir sama dengan dirinya tapi masih mau maju menjadi presiden maka orang itu disebutnya sebagai orang yang telat berpikir.

"Yang setua saya dan kawan-kawan itu orang kemarin, kalau sekarang mau maju (menjadi capres) itu namanya telat mikir, telmi. Alhamdulillah di rumah saya banyak cermin (untuk berkaca)," ujar Hendropriyono saat menemui pimpinan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Jakarta, Selasa.

Hendro adalah purnawirawan yang kini telah berusia 69. Sementara Prabowo berusia tujuh tahun lebih muda dari Hendro. Walau kembali tidak menyebut nama secara langsung, Hendro sepertinya menyindir sosok Prabowo sebagai kelompok dari 'generasi kemarin'.

''Saya mendukung orang yang pantas menjadi presiden dengan tidak ingin mendukung generasi kemarin sehingga (saya) memutuskan mendukung Joko Widodo,'' kata dia yang juga masuk ke dalam tim sukses Jokowi-JK.

Lantas mengenai Jusuf Kalla yang juga berasal dari 'generasi kemarin', Hendro mengatakan,''Kalau Jusuf Kalla itu posisinya kan mengiringi karena ini (Jokowi) kan orang baru. Yang jelas tekadnya sudah jelas.''

Dalam kunjungannya ke LDII itu, kedatangan Hendro disambut oleh Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo dan Wakil Sekretaris Umum DPP LDII Hasyim Nasution.

Redaktur : M Akbar
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar