REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres pasangan calon nomor urut 2, Jusuf Kalla (JK) mendukung upaya keterbukaan rekam jejak capres-cawapres dalam Pilpres 2014. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari kebiasaan membajak sistem demokrasi Indonesia.
Ia mengatakan, prinsip pokok dari demokrasi adalah keterbukaan. Calon pemimpin itu, kata dia, harus tepat, disukai rakyat tapi taat hukum. Itulah alasan, kenapa rekam jejak harus dibuka agar tak menjadi masalah ke depannya.
"Harus dihindari itu karena dapat menimbulkan kebiasaan, dimana karakter membajak demokrasi," kata JK usai menghadiri Dialog bersama Forum Exponen Aktivis 98, di Hanggar Pancoran, Jakarta, Rabu (6/4).
Dalam acara tersebut, para aktivis mengikrarkan, bertanah air satu, tanah air tanpa pelanggaran HAM, berbangsa satu, tanpa kejahatan kemanusiaan dan berbahasa satu lawan pemimpin diktaktor.
Kordinator eksponen 98, Kiki menyatakan, alasan kenapa banyak jenderal TNI dukung Jokowi, menurutnya, karena mereka tak mau Prabowo jadi Presiden. Menurutnya, dokumen masa lalu harus dibuka sehingga bangsa ini tidak terbebani kasus masa lampau. "Kasihan juga Prabowo, dia justru menjadi korban," ujar dia.