REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Meskipun pemilihan presiden selanjutnya baru dilakukan pada 9 Juli mendatang, kubu Jokowi dan kubu Prabowo sudah mulai berperang di dunia online. Katapedia, sebagai salah satu online social menitoring mengumpulkan berbagai data terkait posisi kedua capres tersebut di dunia online.
CEO Katapedia Indonesia Deddy Rahman mengatakan, setelah resmi mendaftar di kantor KPU, Prabowo mendapatkan banyak sekali publikasi buruk di Twitter. "Ini terlihat dari banyaknya tweet negatif tentang isu uang, isu pelanggaran HAM, dan berbagi isu buruk lainnya," katanya.
Namun memasuki pekan kedua, ujar Deddy, Prabowo mulai mendapatkan sentimen positif. Berbagai isu positif mulai bermunculan untuk Prabowo seperti dukungan Ridwan Kamil, isu kekayaan nasional, juga isu perjuangan untuk rakyat.
"Isu positif ini meningkatkan sentimen positif Prabowo. Sehingga popularitas dan elektabilitas Prabowo naik," kata Deddy.
Sementara, ujar Deddy, di kubu Jokowi, sesaat setelah resmi nyapres di KPU, Jokowi-JK mendapatkan respon positif di Twitter terutama isu rupiah menguat, isu kebangkitan nasional, isu pembangunan tol laut, serta isu kesederhanaan Jokowi.
Namun pada pekan kedua meski sedikit terangkat dengan adanya dukungan Dahlan Iskan, Jokowi-JK diserang isu negatif seperti isu blusukan itu pencitraan, isu perang bintang, isu takut koalisi besar, dan isu nomor urut dua.
Rupanya, kata Deddy, isu negatif yang akhir-akhir ini menyerang Jokowi memberikan efek yang cukup dahsyat. Berdasarkan data Katapedia, pekan pertama elektabilitas Jokowi-JK sebanyak 61,31 persen, Prabowo-Hatta hanya 38,69 persen. Namun pekan kedua elektabilitas Jokowi-JK turun jadi 51,76 persen, Prabowo-Hatta naik jadi 48,24 persen.