REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta (ANTARA News) -- Anggota dewan pengarah tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, AM Hendropriyono, mengingatkan agar masyarakat dan relawan Jokowi-JK harus mewaspadai kemungkinan terjadinya kecurangan yang melibatkan aparat negara pada pemilihan umum presiden (pilpres), Juli mendatang.
"Oleh karena itu rakyat harus bersatu dan berani melawan segala potensi kecurangan di pilpres yang digerakkan oleh elite kekuasaan. Kita harus menyadari, perang jaman ini perang asimetrik, yang tak seimbang. Tapi yang kecil bisa menang, yang tidak punya duit bisa menang. Karena modal kita adalah semangat," kata Hendropriyono dalam acara konsolidasi organisasi relawan Kawan Jokowi, di Jakarta, Sabtu (7/6).
Dari gejala dan prediksi yang ada, kata Henro, kecurangan itu bisa terlihat dan semakin menguat seperti dugaan pengerahan Babinsa yang mendatangi kampung-kampung, mendata sesuatu yang sebenarnya bukan urusan mereka. ''Untuk itu masyarakat harus aktif menyelidiki, mengawasi, serta mencegahnya,'' kata mantan Kepala Badan Intelejen Negera (BIN) ini.
Terkait dengan isu Babinsa, Hendro mengatakan, hal ini perlu diselidiki apakah Babinsa ini bergerak secara struktural atau di luar struktural. Apabila babinsa ini dilakukan secara terstruktural maka sangat berbahaya. Sebaliknya jika bergerak di luar struktural, kata dia, para Babinsa ini bisa melanggar Sapta Marga yang ancamannya bisa dipecat.
"Untuk itu, perlu diselidiki siapa namanya, di mana bergeraknya, apa yang dilakukan, dan bagaimana pergerakannya," ujarnya.
Hendro menegaskan, masyarakat tak boleh puas dengan pernyataan-pernyataan yang berusaha meredam situasi. Ia menyebut pernyataan-pernyataan semacam itu sebagai kata-kata penghiburan, seperti halnya TNI akan bersikap netral.
"Itu hanya menghibur kita, tapi tak memecahkan masalah. Kalau mau memecahkan masalah, tunjukkan siapa yang berbuat itu, di mana, bagaimana, dan mengapa," tegas Hendropriyono.