REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Untuk pertama kalinya, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan bentuk fisik Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) saat kampanye di Kampung Nelayan Indah, Medan Labuhan, Medan, Selasa (10/6).
Kartu jaminan pendidikan dan kesehatan tersebut adalah salah satu program unggulan Jokowi apabila ia terpilih menjadi presiden.
Dari segi fisik, bentuk KIP dan KIS seperti kartu ATM dengan komposisi warna putih dan merah. Di bagian depan ada foto dan identitas sang pemegang kartu.
"Rata-rata keluhan ibu-ibu sama, masalah pendidikan. Tadi disampaikan anak-anak di kampung ini hanya sampai SD, rata-rata SD. Mereka hanya minta sampai SMP. Yang saya tawarkan sampai SMA atau SMK lewat ini, Kartu Indonesia Pintar," ucap Jokowi yang mengenakan kemeja kotak-kotak.
Gubernur DKI Jakarta non aktif tersebut mengatakan, KIP dan KIS akan diprioritaskan bagi warga yang tinggal di daerah dengan pertumbuhan ekonomi lemah, seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain itu, masyarakat di perkampungan nelayan, kata dia, juga termasuk dalam kelompok masyarakat yang diprioritaskan menerima dua kartu itu. Alasannya karena kebanyakan nelayan hidup di bawah garis kemiskinan.
Memang, konsep KIP dan KJS bukan sesuatu yang baru. Program tersebut adalah program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang dinasionalkan oleh Jokowi.
Jokowi mengatakan, sistem di KIP dan KJS nanti dipastikan akan lebih baik dibanding KJP dan KJS yang sudah berlaku sekarang. Sebab, Jokowi telah melakukan koreksi dan perbaikan dari program sebelumnya.