Ide Politik Anggaran Jokowi Dikritik
Rabu , 11 Jun 2014, 00:45 WIB
antara
Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Jaya Baya, Igor Dirgantara mengkritik ide Joko Widodo (Jokowi) tentang politik anggaran yang terkomando di pusat.

Menurutnya ide itu bertolak belakang dengan semangat reformasi yang memberi keleluasaan kepada daerah membangun manajemen keuangan.

"Politik anggaran yang disebut Jokowi saat debat mengkhianati semangat reformasi," kata Igor saat dihubungi wartawan, Selasa (10/6).

Igor mengatakan politik anggaran yang terkomando dari pusat bisa menghambat pembangunan daerah. Menurutnya sudah bukan zamannya lagi kepala daerah mengikuti sistem komando keuangan terpusat.

"Kalau ada ketidaksesuaian terus anggaran dihambat atau dipotong, bagaimana dengan pembangunan ekonomi mereka?," tanya Igor.
 
Dalam sesi pertama debat capres-cawapres Jokowi menyatakan sinergi pemerintah pusat dan daerah bisa terbangun dengan politik anggaran terpusat. Jokowi menjamin daerah akan menuruti apa pun yang di kehendaki oleh pusat.

Berbeda dengan Jokowi, Prabowo lebih mengedepankan pembangunan yang prioritaskan rakyat. Prabowo percaya pembangunan yang prorakyat akan menciptakan sinergi antara pusat dan daerah.

"Misalnya dengan membangun infrastruktur jalan-jalan di desa, jalan raya, ketersediaan air bersih," kata Prabowo.

Redaktur : Hazliansyah
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar