REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Mahmoud Syaltout, menyatakan perilaku korupsi yang menjangkiti sebagian pejabat publik sesungguhnya bukan disebabkan masalah gaji rendah.
Syaltout menilai perilaku korupsi itu lebih dipicu karena faktor kerasukan. Ia pun menyitir slogan Revolusi Moral sebagaimana diusung oleh salah satu calon presiden Joko Widodo.
"Korupsi terjadi akibat kerakusan dan kebiasaan korup. Jadi, untuk mengatasi kerakusan, perlu Revolusi Moral seperti yang disampaikan Jokowi," kata Syaltout di Jakarta, Rabu (11/6).
Pernyataan pimpinan ISNU ini sebagai respons terhadap visi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres), Prabowo Subianto-Hatta Radjasa. Pasangan ini menyebut untuk memberantas korupsi di Indonesia caranya dengan meningkatkan gaji pegawai negeri sipil (PNS) dan pejabat birokrat lainnya seperti hakim, jaksa dan polisi.
''Sesungguhnya (munculnya) korupsi itu tidak semata-mata karena rendahnya gaji saja,'' ujar Syaltout.