Joko Widodo (tengah) berkampanye di depan para pendukung dan relawan di Lapangan Tegalega, Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ari Dwipayana mengatakan, gagasan Joko Widodo yang implementatif diprediksi bisa menguasai forum debat capres kedua. Karena akan lebih mudah disampaikan dan bisa meyakinkan publik.
"Jokowi akan mampu menghadapi debat itu dengan karakter aslinya, yakni apa adanya. Dari sisi substansi debat, Jokowi adalah sosok yang kaya dengan ide-ide bertema ekonomi serta kesejahteraan," kata Ari di Jakarta, Rabu (11/6).
Menurut Ari, hal itu terwujud dalam gagasan soal reformasi birokrasi, penataan sistem, pembangunan dan keadilan. "Saya kira Jokowi cukup percaya diri mengadu gagasan. Ini satu hal yang ditunggu-tunggu masyarakat juga," tambah dia.
Ari justru menilai banyak yang selalu berusaha menyerang Jokowi karena menyampaikan pendapatnya dengan kalimat pendek. Ini dilakukan karena sulit menyerang Jokowi dari segi gagasannya implementatif.
Ia mengaku sudah mengamati Jokowi dalam berbagai kesempatan. Kesimpulannya, Jokowi siap untuk berbicara dalam forum apa saja. Baik mengeluarkan kalimat pendek atau bila diminta mengelaborasi gagasannya secara utuh.
"Lagi pula esensinya bukan panjang atau pendek dalam penyampaian gagasan. Yang penting adalah substansi gagasan itu sendiri. Pada titik itu, Jokowi punya kekuatan utama, yakni selalu menyampaikan gagasan dengan contoh yang pernah dilakukannya," katanya.
Selama ini, lanjut dia, Jokowi terkenal karena gagasannya selalu bisa dibumikan dan benar-benar dirasakan masyarakat. Dalam konteks teori, hal demikian disebut sebagai working ideology. Yakni menyampaikan gagasan bukan hanya dalam awang-awang semata, namun memang sudah dilaksanakan.
"Problem bangsa kita adalah eksekusi gagasan. Karena gagasan dan ide besar itu banyak, tetapi miskin implementasi. Itu problem kita, dan Jokowi kaya gagasan dan punya kemampuan mengeksekusi," kata Ari.