Para Aktivis 98 Dukung Capres Ini Jadi Presiden
Ahad , 15 Jun 2014, 18:43 WIB
Republika/Edwin Dwi Putranto
Debat capres

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Beberapa kali mantan aktivis mahasiswa 1998 diberitakan mendukung Prabowo Soebianto menjadi Presiden RI mendatang. Kini beberapa mantan aktivis 1998 lainnya menyatakan sebaliknya. Mereka dengan tegas mendukung Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai RI 1.

Para mantan aktivis eksponen 98 itu memiliki alasan mengapa memilih Capres nomer dua itu. "Nomer dua mewakili kita dari track record-nya, dia adalah figur terbaik dan yang jelas nggak punya persoalan dengan HAM," jawab Rafael Situmorang, salah seorang mantan aktivis 98 dari Organisasi Forum Komunikasi Mahasiswa Bandung, Ahad (15/6).

Dalam kesempatan itu, mereka juga mengklarifikasi apa yang selama ini digaungkan dalam kampanye hitam. Ia menilai bahwa tidak bisa dipungkiri hal itu telah membuat masyarakat terpengaruh dan diplesetkan.

Menurutnya, julukan capres boneka itu sama sekali tidak beralasan. Jokowi diyakini tidak pernah ingin mencalonkan diri. Namun, desakan publik kepada Bu Mega membuat ia akhirnya maju ke ajang pilpres 2014.

"Jadi ini bukang top down tapi bottom up, saya tanya, selama ini ada nggak kebijakan dia yang disetir partai?" Katanya.

Dukungan mereka pada dasarnya lahir karena tidak ingin pemerintahan berbasis militer kembali merajai negara ini. Mereka menyatakan menolak militerisme yang akan membawa Indonesia kembali ke masa orde baru.

Rafael mengatakan bahwa Prabowo setidaknya telah mengakui keterlibatannya dalam penculikan aktivis di masa lalu. Menurutnya secara tersirat itu dikatakannya dalam debat capres pertama yang disiarkan di media eletronik.

"Saat itu dia bilang: 'saya mengamankan aktivis itu karena bawa bom dan akan buat kerusuhan,'," katanya.

Baginya itu tidak masuk akal. Ia yakin kawan-kawan aktivis reformasi di masa lalu tidak akan berbuat anarki semacam itu. Ia geram karena Prabowo tidak mengakui kesalahan masa lalu yang ia perbuat, tapi justru melempar kesalahan.

Rafael khawatir jika ia disahkan menjadi presiden mendatang, maka keadilan HAM akan semakin jauh. "Selama ini dia baru diadili secara etika, belum secara peradilan, dalam peraturan KPU hal itu belum menjadi persoalan," katanya lagi.

Sementara itu, Irzal yanuardi, salah seorang mantan aktivis 98 dari Forum Aktivis Mahasiswa Unisba (FAMU). Menurutnya Jokowi adalah representasi dari gerakan mereka di era reformasi. Menurutnya, dalam pilpres kali ini jelas sekali terlihat mana yang dulu mereka lawan dan mana yang mereka anggap harus diperjuangkan. Ia menganggap Jokowi lahir dari rakyat biasa.

Para eksponen 98 itu meyakini bahwa Jokowi dicalonkan dari demokrasi murni, yaitu tanpa suap atau negosiasi partai. "Kebetulan aja dia orang partai, kalau teman-teman dulu yang aktif perjuangan pikirannya akan sama kaya kami," ujar Izal.

Redaktur : Bilal Ramadhan
Reporter : c69
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar