Calon Presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto (kanan) bersama Calon Presiden nomor urut dua, Joko Widodo (kiri) daat debat capres ronde II di Jakarta, Ahad (15/6). (Republika/Aditya Pradana Putra)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Tim sukses pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kecewa dengan materi debat kedua dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berlangsung Ahad (15/6) malam. Pasalnya debat yang bertema ekonomi dan kesejahteraan rakyat tersebut tidak memuat soal hutang Indonesia ke luar negeri.
"Kami menyayangkan dari KPU tidak ada (materi soal hutang luar negeri)," ujar tim sukses Prabowo-Hatta, Muhammad Fadel, saat dihubungi Republika, Senin (16/6) pagi.
Menurut Fadel, masalah hutang luar negeri merupakan masalah pokok. Dia sangat menyayangkan diskusi pada debat capres Ahad malam itu tidak terlalu mendalam. Menurutnya, hal itu seharusnya dibahas agar masyarakat mengetahui sejauh mana pemahaman kedua capres tentang hutang luar negeri.
"Diskusinya tidak terlalu mendalam. Tidak membicarakan tantangan Indonesia ke depan, termasuk kemungkinan apakah akan menambah hutang lagi," terangnya.
Menurutnya, hal itu (menambah utang) dimungkinkan kalau berdasarkan kebutuhan rakyat yang mendesak. Dia mengatakan pada masa pemerintahan Orde Baru Indonesia memiliki banyak hutang luar negeri. "Tapi pemerintah bisa memanajemen sehingga pertumbuhan ekonomi juga meningkat," imbuhnya.
Melihat materi debat kedua yang kurang mendalam, Fadel mengatakan bakal memberi masukan kepada KPU agar materi debat selanjutnya lebih luas dan mendalam.
Di sisi lain, Fadel cukup puas dengan performa Prabowo pada debat kedua. Menurutnya, Prabowo sangat responsif. Hal itu dilihat ketika Prabowo mendukung lawannya saat menyampaikan sesuatu yang baik.
Fadel juga menilai, setelah debat persepsi masyarakat tentang Prabowo bagus dan leadershipnya menonjol. "Kalau Jokowi hanya sebagai seorang manajer atau pelaku," ucapnya.