Pengamat: Analisis Prabowo Ibarat Dokter Pribadi
Senin , 16 Jun 2014, 17:54 WIB
Calon Presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto (kanan) bersama Calon Presiden nomor urut dua, Joko Widodo (kiri) daat debat capres ronde II di Jakarta, Ahad (15/6). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Al Azhar Jakarta, Ziyad Falahi menilai pemaparan visi misi yang disampaikan Joko Widodo (Jokowi) belum mencerminkan kualitas pemimpin negara.

Menurut dia, pernyataan maupun lontaran pertanyaan Jokowi tidak memiliki landasan yang jelas. "Pertanyaan dan jawaban yang disampaikan Jokowi sangat monoton. Dangkal dan tidak berdasar identifikasi," kata Ziyad saat dihubungi wartawan, Senin (16/6).

Ziyad mencontohkan pernyataan Jokowi soal penguatan daya saing usaha. Jokowi menurutnya justru lebih banyak bercerita tentang pembenahan pasar di Solo sebagai usaha memberdayakan ekonomi rakyat. Sementara Prabowo lebih memilih menganalisis solusi dari tataran hulu. "Dia cari asal usul masalah ternyata di kebocoran anggaran," ujar Ziyad.

Ziyad sepakat dengan ide Prabowo untuk menyelamatkan kebocoran anggaran hingga Rp 1000 triliun. Anggaran itu menurutnya bisa digunakan membangun infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi rakyat. "Jokowi berpikir sepotong-potong, menekankan implementasi dan bukannya strategi besar," ujarnya.

Ibarat dokter pribadi, Prabowo menganalisis persoalan sebelum memberi pengobatan. Inilah menurut Ziyad yang membuat Prabowo memiliki analisis kuat dan menguasai materi.

Sementara Jokowi terkesan kurang menguasai materi dan berpotensi mudah didikte. "Ini akan terasa jika Jokowi harus memutuskan kebijakan luar negeri dan keputusan-keputusan terkait militer," kata Ziyad.

Kendati begitu, Ziyad mengapresiasi keberhasilan Jokowi saat menjabat Wali kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. "Sebagian kinerja patut dihargai, tapi untuk skala nasional, saya kira belum cukup," ujarnya.


Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar