REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Indo Barometer menyebutkan mesin politik Prabowo Subianto-Hatta Rajasa belum bekerja maksimal. Karenanya, belum mampu mengejar ketertinggalan elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
"Salah satu kekuatan Prabowo-Hatta yang dapat dijadikan jalur mengejar ketertinggalan adalah mesin politik partai pendukungnya," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari di Jakarta, Selasa (17/6).
Menurut dia, dukungan maksimal dari partai pendukung Prabowo-Hatta yang maksimal baru dari Gerindra. Sementara dukungan dari Partai Golkar (salah satu anggota koalisi terbesar) belum melewati angka 50 persen.
"Namun, ini mirip yang dialami Jokow-JK. Dukungan maksimal baru datang dari PDIP," kata dia.
Yang menarik, kata dia, Demokrat yang tidak secara resmi bergabung dengan salah satu koalisi ternyata mayoritas pemilihnya cenderung ke Jokowi-JK.
"Suara PDIP dan Gerindra solid karena calonnya berasal dari partainya masing-masing. Tapi bisa saja SBY akan memberikan dukungan kepada Prabowo-Hatta pada menit-menit terakhir. Karena dalam beberapa hari terakhir Fraksi Demokrat deklarasi menyatakan dukungannya kepada Prabowo-Hatta. Kita tahu Pak SBY itu dalam menentukan sikap melihat perkembangan dan pelan-pelan," katanya.
Sebelumnya, elektabilitas Jokowi-JK masih mengungguli Prabowo-Hatta dengan 49,9 persen. Sementar capres nomor urut 1 sebanyak 36,5 persen dengan selisih 13,5 persen.