REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden Prabowo Subianto mengklaim potensi kerugian dari sektor maritim mencapai Rp100 triliun. Potensi itu muncul karena masih belum bisa dioptimalkan dan dijaga kelestariannya dengan baik.
"Salah satu tim pakar saya mengatakan kehilangan negara kita dari laut sangat mengejutkan, angkanya mencapai Rp100 triliun," ujar Prabowo dalam diskusi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Jumat (20/6) malam.
Dia mengatakan, jika dirinya terpilih jadi Presiden 2014-2019, pengembangan industri kelautan dan perikanan akan dimaksimalkan. Salah satu caranya, kata dia, dengan memberi kemudahan insentif bagi investor dalam negeri maupun asing.
"Saya sependapat (dengan Kadin) harus memperkuat industri maritim. Di saat dunia usaha swasta belum siap, pemerintah harus proaktif degan fasilitas insentif tax holiday (untuk menarik investor)," ujarnya.
Dia juga mengklaim, akan mendorong kegiatan industrialisasi sektor perikanan, untuk meningkatkan nilai tambah komoditi perikanan. Beberapa komoditi perikanan dan kelautan Indonesia yang potensial dan menjadi komoditi ekspor adalah udang dan rumput laut.
Selain itu, untuk menjaga potensi perikanan, capres yang didampingi cawapres Hatta Rajasa ini juga berjanji untuk meningkatkan penjagaan area tangkap ikan potensial dari serbuan nelayan-nelayan ilegal.
Sebagai gambaran, menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia dengan luas perairan 5,7 kilometer persegi hanya memiliki 27 kapal pengawas perikanan. Jumlah kapal pengawas dinilai berbagai kalangan belum maksimal untuk menjaga potensi perikanan tangkap Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun.