REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Pengamat politik Universitas Jember, Jawa Timur, Drs Agung Purwanto MSi mengatakan debat calon presiden dan calon wakil presiden yang digelar KPU tidak berdampak signifikan untuk mengurangi angka golongan putih pada Pemilu Presiden 2014.
"Debat capres dan cawapres yang ditayangkan secara langsung oleh beberapa televisi nasional tidak akan berpengaruh signifikan untuk meningkatkan partisipasi pemilih karena sebagian besar pemilih yang golput sudah 'melek' politik," kata Agung di Kabupaten Jember, Sabtu (21/6).
Menurut dia debat capres dan cawapres tersebut justru berpengaruh pada konstituen tradisional partai dan membantu mesin partai politik dalam mendongkrak perolehan suara karena dapat membangun kepercayaan konstituen terhadap partai pengusung pasangan calon tersebut. "Untuk massa mengambang yang notabene kalangan menengah ke atas dan sudah paham tentang perpolitikan di Indonesia tidak akan percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan capres dan cawapres pada saat acara debat itu," tuturnya.
Agung melihat dua kali tayangan debat capres dan cawapres yang ditayangkan langsung oleh televisi nasional justru menjadi ajang untuk pencitraan masing-masing calon dan saling memojokkan satu pasangan capres-cawapres dengan pasangan lainnya. "Seharusnya mereka menunjukkan program-program unggulan yang akan digarap lima tahun ke depan sesuai dengan visi-misinya, dan bukan sebaliknya membongkar kelemahan lawan dengan menyerang melalui pertanyaan yang menjebak," ucap pengajar Ilmu Hubungan Internasional itu.
Ia menjelaskan masyarakat cenderung memilih sosok figur, sehingga visi dan misi masing-masing calon belum menjadi prioritas bagi pemilih di Indonesia untuk menentukan pilihan pada pemungutan suara 9 Juli 2014. "Debat kandidat yang saling serang dan maraknya kampanye hitam atau negatif justru membuat massa mengambang tidak simpati terhadap kedua calon," ujarnya.