Tim Pemenangan Sadar Jokowi-JK Lemah di 4 Wilayah di Jabar
Sabtu , 21 Jun 2014, 20:53 WIB
Wihdan Hidayat/Republika
Nurul Arifin bersama Tubagus Hasanuddin

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Tim pemenangan mengakui, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lemah di empat daerah di Jawa Barat. Bahkan, kalah dibandingkan suara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Empat daerah tersebut yakni Kota dan Kabupaten Sukabumi, Purwakarta serta Karawang. Lemahnya suara calon kepala negara yang kami usung ini diketahui dari hasil survei, baik yang dilakukan oleh lembaga independen mau pun internal PDIP," kata ketua tim pemenangangan Jokowi-JK Jabar Tubagus Hasanudin di Sukabumi, Sabtu (21/6).

Dari survei, katanya, selain di empat daerah tersebut suara Jokowi-JK selalu mendominasi. Hasilnya, yaitu menang di Jabar dengan raihan suara 5-8 persen lebih besar ketimbang pasangan nomor urut 1.

Karenanya, untuk menggenjot suara Jokowi-JK, ia sudah memiliki strategi khusus. Termasuk menguatkan simpul relawan, simpatisan dan kader parpol pengusung untuk terus bergerak agar suara massa mengambang bisa masuk ke kantong Jokowi-JK.

"Sebenarnya untuk memenangkan Jokowi-JK di Jabar tidaklah begitu berat, bahkan relawan yang membuat pos sendiri dengan cara swadaya yang anggotanya murni masyarakat umum sudah mencapai ribuan dan kami optimis raihan suara di Jabar akan bisa meraih sebanyak 60 persen," tambahnya.

Ia juga yakin, maraknya kampanye hitam tak akan mempengaruhi elektabilitas Jokowi. Karena hasil survei internal dan lembaga independen menyatakan, pengaruh kampanye hitam hanya 0,2 persen saja.

Tetapi yang dikhawatirkannya yakni adanya tindak kecurangan yang dilakukan oleh pihak lawan. Karena 18 kepala daerah ditambah Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan merupakan ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta. 

Sehingga berpotensi adanya suara Jokowi-JK yang hilang dan penyalahgunaan sisa surat suara.

"Untuk antisipasi adanya tindak kecurangan itu, kami akan menyiapkan saksi-saksi yang berkompeten yang akan mengawasi jalannya pemungutan suara mulai dari tingkat tempat pemungutan suara, desa/kelurahan, kecamatan hingga tingkat kota/kabupaten," kata Hasanudin.

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar