REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres nomor urut dua Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya tidak membangun koalisi yang didasari dengan bagi-bagi kursi, melainkan koalisi dan kerja sama yang ramping. Dia juga menegaskan, sejak dulu dia dan timnya bekerja keras untuk rakyat, murni untuk rakyat.
Dengan demikian, katanya, koalisi yang dibangun adalah koalisi rakyat. Bukan sebaliknya, koalisi elite. "Semua partai, relawan atau publik figur yang mendukung kami ini murni karena peduli akan kondisi bangsa Indonesia, bukan karena diiming-imingi kursi menteri,” ujar Joko Widodo atau yang kerap disapa Jokowi ini dalam siaran persnya yang diterima ROL, Senin (23/6).
“Semua yang kami lakukan selama ini itu ya hanya untuk rakyat, bukan untuk kepentingan sendiri," lanjutnya. Hal ini disampaikan oleh Jokowi menanggapi pernyataan dari beberapa pihak yang mengatakan telah dijanjikan kursi menteri darinya. "Jadi kalau ada yang bilang mereka mendukung karena sudah dijanjikan kursi menteri itu nggak benar," ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Juru Bicara Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Anies Baswedan. Ia mengatakan bahwa Joko Widodo dan Jusuf Kalla selalu mengutamakan kepentingan rakyat terlebih dahulu, “Visi dan misi Pak Jokowi dan Pak JK itu berisikan upaya mereka dalam menyejahterakan rakyat, semua yang beliau lakukan itu hanya untuk rakyat, bukan untuk kepentingan dirinya atau kepentingan elite partai,” jelas Anies.
“Hal ini menjadi penting karena dengan begitu Pak Jokowi dapat menarik banyak partisipasi dari pada relawan. Mereka yang mendukung Pak Jokowi ini tidak dibayar sehingga tidak ada beban ketika mendukung beliau, berbeda dengan mereka yang mendukung karena dibayar dan diimingi janji,” tutup Anies.