Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berbincang dengan pedagang daging, saat mengunjungi Pasar Perumnas Klender, Jakarta, Rabu (20/3).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana calon presiden (capres) kubu PDI Perjuangan-Nasdem-PKB-Hanura-PKPI, Joko Widodo (Jokowi) memoratorium pengiriman TKI ke negara bermasalah menuai kritik. Ide tersebut dinilai hanya akan menyusahkan masyarakat yang kesulitan mendapat pekerjaan.
"Kalau di sini belum bisa menyediakan lapangan kerja lalu ada moratorium, kasihan," kata pengusaha muda nasional, Sandiaga Uno, Selasa (24/6).
Sandiaga mengatakan peningkatan sumber daya manusia lebih tepat daripada memoratorium pengiriman TKI. Dia menyatakan pemerintah mesti mendidikan dan melatih TKI. Dengan begitu TKI akan memiliki daya saing dan tidak hanya bekerja di sektor-sektor bawah.
"SDM harus ditraining agar memiliki nilai tambah," ujarnya.
Pada bagian lain, Sandiaga memuji Prabowo yang pernah menyelamatkan TKI asal Atambua, NTT, Wilfrida Soik yang nyaris dihukum mati Malaysia. Menurutnya apa yang dilakukan Prabowo merupakan bukti konkret perlindungan terhadap TKI.
"Prabowo punya membantu Wilfrida. Itu menjadi salah satu contoh perhatiannya," kata Sandiaga.
Sebelumnya dalam debat capres, Ahad (22/6) Jokowi mengatakan dirinya siap memoratorium pengiriman TKI ke negara-negara bermasalah.
"Kita tidak usah mengirim kepada negara yang tidak mempunyai UU Perlindungan jelas terhadap TKI. Lebih baik kita moratorium, kita harus tegas karena menyangkut nyawa dan harkat martabat negara kita," ujar Jokowi.