aAnggota Majelis Penasihat HMI Akbar Tandjung berbicara kepada peserta silaturahim Korps Alumni Mahasiswa Islam (KAHMI) di Sidoarjo, Jatim, Sabtu (8/3).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu hak asasi manusia (HAM) yang ditembakkan ke capres Prabowo Subianto dinilai sudah basi. Isu itu sudah tidak lagi bermanfaat untuk digulirkan, karena masyarakat sudah mengerti hal tersebut sarat kepentingan politik.
Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, Akbar Tanjung, menyatakan, saat ini memang ada yang berkepentingan menjatuhkan Prabowo sebagai capres. Dia pun menyindir sang penyebar isu seolah kehabisan akal untuk membuat isu demi menjatuhkan Prabowo. "Ya mungkin sudah tidak ada isu yang bisa dikait-kaitkan dengan Prabowo, akhirnya isu klasik didaur ulang," ucap mantan ketua DPR itu saat dihubungi, Rabu (25/6).
Akbar memprediksi bisa saja persoalan HAM semakin bergulir jelang pencoblosan nanti. Tapi isu pelanggaran itu diyakininya tidak akan berdampak negatif bagi raihan suara Prabowo. "Saya yakin masyarakat makin lama makin tidak percaya dengan isu itu," katanya.
Akbar menilai, secara hukum, Prabowo terbukti tidak terkait dengan kasus itu. Bahkan kasus itu dipaksakan untuk dikaitkan dengan Prabowo. "Mengapa sekarang diungkit-ungkit lagi dengan begitu gencar?" sanggah Akbar. Padahal, saat Pilpres 2009, Prabowo jadi bagian sebagai peserta bersama Megawati. Saat itu, isu pelanggaran HAM seolah tenggelam.
Secara khusus, Akbar memuji sikap Prabowo yang tidak terpancing. Prabowo memilih tenang menyikapi isu yang terus diarahkan padanya. "Saya beri apresiasi Prabowo karena tidak terbawa suasana, apalagi terpancing. Di sini kita bisa melihat karakter dan kepemimpinan mantan danjen Kopassus itu," paparnya.