Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Wasekjen PDI Perjuangan Achmad Basarah (kiri), Ketua DPP PKB Marwan Jafar (kedua kiri) dan Ketua DPP Partai NasDem Akbar Faisal (kanan)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Widodo (Jokowi) dianggap tak siap untuk menjadi pemimpin negara. Karena ia hanya berpikir untuk mencari keuntungan. Meski pun berbicara dalam konteks kenegaraan.
Mantan kasum Letjen TNI Purn Suryo Prabowo menyebut jawaban Jokowi atas pertanyaan Prabowo Subianto pada debat capres, Ahad (22/6). Yaitu, terkait dengan posisi Indonesia mengenai konflik di Laut Cina Selatan. Dalam debat, Jokowi menyatakan, itu urusan negara lain.
"Jawaban seperti ini jelas menunjukkan mental pedagang yang hanya berpikir mencari keuntungan. Berbeda jika dibandingkan dengan drone. Mungkin karena terkait dengan pengadaan, Jokowi semangat sekali membahas drone. Kan banyak juga jenderal di belakang Jokowi yang bermain bisnis," bebernya di sela kunjungannya beserta Gus Nuril dan Budi Cahyono, ketua Persatuan Tionghoa Indonesia ketika menyapa Masyarakat Pati di Payu, Jawa Tengah.
Dalam keterangan resminya, ia menjelaskan, Prabowo mengajukan pertanyaan mengenai Laut Cina Selatan karena latar belakang militer, wawasan internasional yang luas dan pengalaman berhubungan dengan negara lain. Terutama negara anggota Asean.
"Ada masalah di laut Tiongkok Selatan yang melibatkan Indonesia. Terutama yang terkait dengan tapal batas dengan negara tetangga seperti Filipina," ujarnya.
Dalam debat capres itu, katanya, Prabowo lebih dari lima kali menyebut tidak akan melepas sejengkal pun wilayah NKRI kepada asing. "Itu tanda memang ada masalah dengan perbatasan NKRI di sekitar laut Tiongkok Selatan. Ini masalah prinsip kedaulatan. Jadi wajar Prabowo bertanya ini pada Jokowi," terangnya.
Apalagi, ujar dia, dalam amanat pembukaan UUD 1945 disebutkan, Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Berdasarkan itu, Indonesia menganut asas politik internasional yang bebas aktif. Jadi, dalam penyelesaian konflik Palestina sudah lama Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina. Dan bukankah Palestina sudah diakui oleh PBB sebagai negara merdeka? Apa Jokowi tidak tahu kalau Palestina sudah diakui sebagai negara merdeka?" tanyanya.
Karenanya, ia menilai, Jokowi belum cakap untuk menjadi presiden. "Bukan saja tidak mengerti ketahanan nasional, Jokowi juga tidak mengerti politik internasional. Sehingga belum saatnya dipercaya untuk memimpin negeri ini," paparnya.