REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Pengamat militer Muhadjir Efendi mengatakan pengamanan kawasan laut tidak memerlukan alat pembunuh seperti drone (pesawat tanpa awak), tapi cukup kapal pengangkut dan landing pesawat yang dilengkapi dengan pesawat intai dan tempur.
"Pengamanan laut kita butuh alat untuk mengintai, menyergap kemudian mengeksekusi. Misalnya pengadaan beberapa kapal pengangkut dan landing pesawat yang dilengkapi pesawat intai dan tempur yang memiliki kemampuan Short Take Off and Vertical Landing," ujar Muhadjir Efendi dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.
Muhadjir menanggapi pernyataan Jokowi soal Drone maupun Tank Leopard dalam debat putaran ketiga bertema politik internasional dan ketahanan nasional di Jakarta, Minggu (22/6).
Menurut Dosen Universitas Muhammadiyah Malang tersebut, drone tidak cocok digunakan di wilayah perairan, melainkan untuk serangan darat.
Terkait dengan pernyataan Joko Widodo soal Tank Leopard yang dapat merusak jalan serta jembatan, ia mengatakan Tank Leopard sangat penting untuk melengkapi kebutuhan kekuatan pokok minimum (minimum essential forces).
"Aneh kalau negara sebesar Indonesia ini tidak memiliki kekuatan Main Batle Tank (MBT) dan tank tersebut itu bukan untuk digunakan arak-arakan untuk berkeliling kota," ujar dia.
Ia mengatakan kalau Tank Leopard melewati sungai maka ada satuan khusus yang membangun jembatan agar tidak roboh. Kemudian satuan tersebut membangun jalan khusus yang bisa dilewati tank tersebut.
"Jadi gak tabrak gunung maupun hutan sembarangan, dan posisi saya itu netral tidak mendukung salah satu pasangan calon," kata dia.
Sebelumnya, juru bicara tim sukses Prabowo-Hatta, Tantowi Yahya, mengatakan Indonesia membutuhkan satelit yang dipunyai Indosat bukan drone (pesawat tanpa awak).
"Mau berapa banyak drone, yah paling bagus itu satelit. Sayang satelit kita dijual. Nah jadi (pertanyaan Pak Prabowo Subianto pada Joko Widodo) ke situ arahnya," ujar Tantowi Yahya di Jakarta, Rabu.