REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembelian kembali (buyback) PT Indosat diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 200 triliun.
"Sekarang itu harga Indosat bisa menyampai Rp 100 triliun. Kalau bisa buyback apa bisa Jokowi menyiapkan anggaran itu pada APBN, harganya pasti naik Rp 200 triliun," ujar peneliti Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara di Jakarta, Kamis (26/6).
Marwan menanggapi pernyataan Joko Widodo (Jokowi) yang ingin membeli kembali PT Indosat dalam debat capres tahapan ketiga, Ahad (22/6).
Menurut mantan general manager PT Indosat tersebut, pernyataan Jokowi yang ingin buyback mengkonfirmasi betapa penting bisnis perusahaan yang dulu tidak diakui itu.
"Kalau Jokowi ingin buyback itu kan mengkonfirmasi betapa penting bisnisnya Indosat yang dulu tidak diakui. Pelanggan Indosat sekarang 60 juta kalau dulu itu pelanggan selulernya tiga juta," kata dia.
Apalagi, lanjutnya, pada 2002 kredit rating PT Indosat itu AA sehingga memudahkan untuk mendapatkan pinjaman.
"Dulu kredit ratingnya AA, dan itu mudah untuk mendapatkan pinjaman," ujar dia.
Seharusnya, ujar dia, Jokowi berani menyebut penjualan Indosat itu salah. Kalau tidak berani mengatakannya, maka itu menandakan siapa serta di mana sikap Jokowi itu.
"Seharusnya Jokowi berani bahwa yang salah itu Megawati. Kalau dia tidak berani maka itu sekaligus siapa dan di mana sikap Jokowi itu," ujar dia.