Purnawirawan Jenderal Diminta Jangan Saling Umbar Aib
Jumat , 27 Jun 2014, 22:12 WIB
Republika/Agung Supri
Mantan komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) ABRI, Mayjen (Purn) Syamsu Djalal memberikan keterangnnya saat jumpa pers seputar kasus penembakan di Lapas Cebongan di Jakarta, Senin (1/4). Mantan Mayjen (Purn) Syamsu Djala meminta pemerintah dan elite po

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan komandan pusat Polisi Militer (Danpuspom) ABRI, Mayjen (Purn) Syamsu Djalal, meminta para purnawirawan tidak saling sikut hanya karena berbeda dukungan.

Dia menyerukan agar para purnawirawan bisa terus menjaga kekompakan dan tidak membuka aib satu sama lain.

"Membuka aib itu dosa, nggak ada gunanya," katanya dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (27/6).

Syamsu menyesalkan perilaku purnawirawan yang saling serang hanya karena perbedaan aspirasi politik. Menurutnya, sikap seperti itu bukan merupakan karakter asli orang Indonesia. Apalagi ini dilakukan oleh purnawirawan jenderal yang seharusnya memberi contoh kepada masyarakat.

Dia mengaku heran atas apa yang terjadi hari ini di antara sesama purnawirawan. "Para purnawirawan ini ada apa. Hanya karena pilpres sampai seperti ini. Ingat, di dada kita terpatri Sapta Marga dan Sumpah Prajurit," ujarnya.

Mantan jaksa agung muda intelejen (jamintel) ini mengatakan, tidak seharusnya di antara mereka saling membuka aib. Memutuskan untuk mendukung salah satu calon presiden secara terbuka merupakan hak konstitusional setiap warga negara, termasuk purnawirawan.

Hanya saja, kata dia, tidak seharusnya perbedaan itu kemudian membuat mereka saling menjelekkan pribadi seseorang. "Mau Jokowi atau Prabowo silahkan saja tapi jangan saling bongkar aib," ujarnya.

Redaktur : M Akbar
Reporter : C30
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar