Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul memenuhi panggilan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (12/3). (Republika/Wihdan Hidayat)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, dulu sering mengkritik Joko Widodo (Jokowi). Namun anggota DPR RI itu kini menjadi salah satu pendukung capres nomor urut 2 tersebut.
"Ya saya orang paling kontra, paling kritisi," kata Ruhut di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (28/6).
Namun, ia mengatakan, Jokowi senang akan kritikan dirinya dan mempunyai hubungan yang baik. Ruhut pun mengatakan dekat dengan politisi PDI Perjuangan (PDIP), seperti Megawati Soekarnoputri dan Tjahto Kumolo.
Ketika ada kader Partai Demokrat yang secara pribadi memberikan dukungan pada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Ruhut menyebut dirinya tetap netral.
Ia mengatakan tetap sejalan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, pada akhirnya Ruhut pun menjatuhkan pilihan pada salah satu kandidat.
"Politik itu last minute. Kita belajar, kita ngomong pendidikan politik sajalah, last minute," kata dia.
Ruhut percaya dapat membantu pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Bahkan meningkatkan elektabilitas pasangan tersebut. Ia membantah jika pilihannya ini karena ada kepentingan jabatan tertentu.
"Oh tidak, oh tidak. Aku hanya ada hati yang paling dalam membantu. Jangan ada gosip mau menteri, mau apa," ujar dia.
Mengenai isu akan dipecat oleh SBY, Ruhut meminta awak media untuk menanyakan langsung. Ia tidak membantah mendapat pesan singkat dari SBY karena telah bergabung dengan tim Jokowi-JK. Namun, ia mengatakan, langsung juga memberikan jawaban pada SBY.
"Pak SBY menerima, oh gitu ceritanya. Yang satu Indonesia Hebat, yang ini (Prabowo-Hatta) Indonesia Bangkit. Artinya gak salah bapak tidur terus selama ini? Tidak kan?! Kurang apa Indonesia terkenal," kata dia.