REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Ketua Steering Committee (SC) Tim Pemenangan Daerah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Made Mangku Pastika menceritakan bagaimana rasa patriotisme Prabowo Subianto. Capres dari koalisi Merah Putih itu merupakan kawan Mangku sejak di Akabri angkatan'74.
Mangku mengatakan pada 1974, dia bersama Prabowo dan beberapa taruna lainnya pergi ke Australia untuk pelatihan. Di sana, pemerintahan Australia memberikan uang saku sebagaimana taruna di sana. Prabowo ternyata menolak uang saku tersebut. "Kita semua heran, karena saya juga perlu duit sebetulnya. Tanya dia kenapa Mas tidak mau terima uang dari Australia? Kita bukan tentara bayaran," ujar dia, menirukan ucapan Prabowo.
Di situlah Prabowo melihat jiwa patriotisme Prabowo. Mangku, yang juga Gubernur Bali itu mengungkapkan pengalamannya ini dalam kampanye di Lapangan Lumintang, Denpasar, Bali, Sabtu (28/6). Ia mengatakan, rakyat Bali, bangsa Indonesia membutuhkan jiwa patriotisme itu. "Jangan sampai pengorbanan para leluhur kita, pahlawan kita sia-sia. Negara harus dijaga dengan penuh ketegasan, kewibawaan, dengan penuh kecerdasan," kata dia.
Mangku mengatakan, Prabowo merupakan sosok yang tegas. Menurut dia, Indonesia membutuhkan pemimpin yang tegas. "Ketegasan untuk katakan ya atau tidak. Berani katakan ya atau tidak. Berani menangkal ancaman, tantangan, dan gangguan dari manapun datangnya. Perlu pemimpin yang tegas," ujar Komisaris Jenderal Polisi purnawirawan itu.