REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pemilih pada Pilpres kali ini dianggap lebih cerdas dibanding Pemilu sebelumnya. Untuk itu, diperlukan kiat jitu dari capres dan cawapres dalam merebut hati para pemilih.
Pemimpin Redaksi (Pemred) Harian Republika, Nasihin Masha, dalam satu diskusi politik, Sabtu (28/6) mengatakan, salah satu cara yang bisa dilakukan capres-cawapres adalah berani memampangkan susunan menteri yang nanti akan memutar roda pemerintahan. Menurutnya, di mata para pemilih, formasi kabinet yang akan para capres-cawapres usung amatlah penting.
“Ini penting untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi para pemilih. Ya tidak perlu semua posisi menteri, cukup menteri-menteri di bidang strategis saja,” kata Nasihin.
Nasihin menjelaskan, bila para kandidat sejak awal dapat menentukan menteri-menterinya, pemillih akan paham seperti apa kira-kira kualitas kabinet yang nanti memerintah Negara ini.
“Pemilih akan terbantu dalam menentukan pilihan karena mengetahui siapa saja yang akan menjadi menteri dari setiap kandidat saat nanti terpilih,” kata dia.
Gagasan Nasihin diamini peneliti dari Lembaga Survei Centre for Stategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte. Dia sepakat, sebuah kabinet bayangan harusnya dapat disusun sejak dini untuk kemudian ditawarkan kepada para calon pemilih. Dengan demikian, kata dia, maka calon pemilih dapat paham dengan jelas arah dari kebijakan masing-masing capres dengan para calon menterinya.
“Presiden itu kan pengelola kepentingan, calon menteri penting untuk diumumkan agar dapat dilihat pemilih apakah ada kepentingan atau tidak dalam mengusung suatu menteri,” kata dia.