REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah memuji sikap politik Prabowo Subianto yang tidak menggunakan laporan BPK soal potensi kerugian APBD DKI Jakarta hingga Rp 1,54 triliun sebagai isu kampanye.
Padahal isu itu bisa menjadi alasan menjatuhkan citra Joko Widodo (Jokowi).
"BPK temukan potensi kerugian APBD DKI Jakarta Rp 1,54 triliun. Tapi Prabowo tidak manfaatkan untuk hantam lawannya," kata Amir saat dihubungi wartawan, Sabtu (28/6).
Amir mengatakan sangat mudah bagi Prabowo memainkan potensi kerugian APBD DKI Jakarta sebagai isu kampanye. Namun agaknya Prabowo masih memikirkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.
"Sepertinya dia mempertimbangkan risiko politik jika kasus tersebut dibuka sebagai bahan kampanye," ujarnya.
Risiko politik yang dimaksud Amir adalah terjadinya kekacauan menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014. Pasalnya saat ini pilpres hanya diikuti dua pasangan capres cawapres.
"Kandidat cuma ada dua. Kalau kubu Prabowo-Hatta membuka kasus tersebut dan menggunakannnya untuk menekan Jokowi, maka bisa kacau," katanya.
Pada bagian lain Amir juga percaya aparat penegak hukum akan menindaklanjuti laporan BPK. Hanya saja aparat sedang menunggu momentum yang tepat untuk memulai penyelidikan.
"Mungkin mereka menunggu waktu yang pas. Setelah pilpres baru kasus ini ditindaklanjuti," ujarnya.