Palestina, Isu Setengah Hati Jokowi-JK?
Sabtu , 28 Jun 2014, 21:50 WIB
Jokowi JK

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi)-Muhammad Jusuf Kalla (JK), dianggap 'terpaksa' mengangkat isu kemerdekaan Palestina dalam bentuk dibukanya kantor diplomatik RI di Ramallah.

Langkah lain yang akan ditempuh pasangan capres-cawapres Jokowi-JK ialah mendukung penuh keanggotaan Palestina di PBB

Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia (UI), Abdul Mutaali, menyatakan isu Palestina merupakan langkah politis yang 'terpaksa' harus ditempuh kandidat capres-cawapres Jokowi-JK.

"Koalisi Jokowi-JK sebetulnya faksi yang menghindar dari isu Palestina," ujar Mutaali saat dihubungi Republika, Sabtu malam (28/6).

Isu ini muncul dalam debat capres karena pasangan nomor urut dua itu perlu suntikan ideologis yang dapat meyakinkan mayoritas pemilih Republik ini

Menurut Mutaali, isu Palestina merupakan episentrum problematika geopolitik internasional. Isu ini terkadang menjadi barometer politik Internasional suatu bangsa.

Apakah bangsa atau negara itu akan mendekat, menghindar, atau bahkan hanya sekedar bermain mata.

Presiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama, menjadikan isu kemerdekaan Palestina sebagai salah satu jargon kampanyenya.

"Pasalnya, saat periode kedua Obama tidak lagi mendapat dukungan politik dari lobi Yahudi di AS," ungkap Mutaali.

Sebaliknya bagi pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Muhammad Hatta Rajasa, masalah Palestina sudah inheren dalam agenda politik luar negeri keduanya jika terpilih nanti. "Jadi, tidak perlu didengungkan lagi dalam forum debat capres," papar Mutaali.

Isu kemerdekaan Palestina ini muncul dalam debat capres pada Ahad (22/6) lalu karena didengungkan oleh capres Jokowi.

Redaktur : Taufik Rachman
Reporter : c57
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar