Tim Jokowi-JK Waspadai Tingginya Pemilih Ganda
Ahad , 29 Jun 2014, 20:16 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
Jokowi melambaikan tangan usai memberikan keterangan pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tim kampanye nasional pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Joko Widodo dan Jusuf Kalla mewaspadai kemungkinan masih tingginya jumlah pemilih ganda pada pemilu presiden 2014.

"Jika mencermati DPT (daftar pemilih tetap) pada pemilu legislatif 2014, masih ada NIK kosong sebanyak 3.238.986 serta NIK ganda sebanyak 11.720.907," kata anggota Tim Kampanye Nasional Pasangan Capres-cawapres Jokowi-JK, Arif Wibowo di Jakarta, Ahad.

Menurut Arif Wibowo, banyaknya NIK ganda ini akan rawan melakukan dua kali atau menggunakan hak suaranya di tempat pemungutan suara (TPS) pada 9 Juli mendatang. Pada kesempatan tersebut, Arif Wibowo mengimbau kepada KPU untuk segera membersihkan DPT yang belum bersih, karena bisa berdampak hasil suara yang tidak akurat.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini mencermati di beberapa daerah ada peningkatan jumlah pemilih yang sangat signifikan sehingga menimbulkan keganjilan. Dia mencontohkan, ada tiga kabupaten di Jawa Timur yang DPT pada pemilu legislatif meningkat sekitar 100 persen, dan bahkan lebih.

"Jumlah DPD yang belum bersih ini, jika tidak segera dibersihkan, maka berpotensi menimbulkan suara haram," katanya.

Menurut Arif, masih tingginya DPT belum bersih di daerah tertentu menunjukkan KPU daerah belum bekerja melakukan pemutakhiran data pemilih. Sementara itu, Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK, Tjahjo Kumolo, mengimbau KPU dapat menyelenggarakan pemilu presiden secara indenpenden dan profesional sehingga menghasilkan pemilu yang berkualitas.

Tjahjo juga mengimbau Bawaslu maupun Polri untuk dapat mengawasi jalannya pemilu presiden 2014 saehingga berjalan lancar, tertib, dan aman.

Redaktur : Bilal Ramadhan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar