REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal menyayangkan campur tangan wartawan asing terhadap politik dalam negeri Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Dino menyusul tulisan jurnalis Amerika Serikat, Allan Nairn yang mengatakan Prabowo pernah melecehkan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid. "Pemilu ini adalah cerminan dari integritas nasionalisme kita," kata Dino saat dihubungi wartawan Senin (30/6).
Dino menyatakan wartawan asing memberi pandangan negatif terhadap politik dalam negeri Indonesia adalah wajar. Namun media dan politisi Indonesia sebaiknya tidak membesar-besar pandangan si wartawan asing agar tidak mempengaruhi opini rakyat. "Jangan beri ruang pada para petualang asing bergerilya di politik dalam negeri kita," ujar Dino.
Masing-masing kubu capres-cawapres harus peka terhadap para petualang politik yang ingin mempengaruhi opini rakyat. Kedaulatan politik menjadi hal prinsip yang tidak ditawar-tawar apalagi dicampuri. "Media dan politisi yang terlalu memberi ruang kepada petualang asing menandakan tidak percaya diri dan nasionalisme yang gamang," kata Dino.
Di banyak negara seperti Amerika Serikat, India, Filipina, Brazil, Meksiko dan berbagai negara lain di dunia, Dino menyatakan pandangan wartawan asing terhadap pemilu tidak dipedulikan. "Walaupun terjadi "gontok-gontokan" di dalam, tapi jika ada pihak luar yang berusaha mempengaruhi pilihan rakyat mereka pada pemilu, mereka tidak mempedulikannya," ujar Dino.
Sebelumnya Allan Nairn jurnalis investigasi menulis di blog pribadinya www.allannairn.org. Dalam tulisan berjudul "Do I Have Guts," Prabowo Asked, "Am I Ready To Be Called A Fascist Dictator?" Allan mendiskreditkan Prabowo sebagai tokoh yang anti demokrasi.