REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menduga ada pihak tertentu yang sengaja membiarkan terjadinya impor dan berlangsung lama sedangkan di sisi lain Indonesia merupakan negara produsen.
"Ya itu ada pembiaran, sudah tahu tidak efisien kok dibiarkan terus. Ada rente yang sengaja membiarkan impor di Indonesia. Mereka dapat untung banyak dari situ," kata Jokowi di rumah logistik, Sukabumi Menteng, Jakarta Pusat, Senin.
Jokowi menekankan agar hal tersebut segera diubah. Semua memerlukan "political will" yang kuat untuk memutuskan impor. Jika dirinya terpilih, maka ditargetkan masa transisi dari stop impor sekitar satu hingga dua tahun.
Lebih lanjut Jokowi menekankan impor merupakan kebijakan yang tidak menguntungkan yang seharusnya dihentikan.
"Itu inefisiensi penggunaan anggaran semakin besar. Impor itu, pertama kita tidak mendapat nilai tambah. Kedua, barang akan lebih murah jika digarap di dalam negeri," katanya.
Terkait infrastruktur yang belum juga dibangun dengan baik untuk menunjang produksi di Tanah Air, Jokowi mengatakan hal itu dapat dibangun dengan dana yang berasal dari penghematan anggaran misalnya dari penggunaan BBM ke batu bara yang diklaimnya bisa hemat hingga Rp 67 triliun.