Poempida Sebut Hatta Hanya Beretorika
Senin , 30 Jun 2014, 16:49 WIB
Republika/Aditya Pradana Putra
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Juru bicara pasangan Jokowi - Jusuf Kalla, Poempida Hidayatulloh menilai adanya ketidakrelevansian dalam uraian Hatta Rajasa dalam debat Cawapres, Ahad (29/6) malam. Catatan Poempida seperti infrastruktur yang dibanggakan Hatta sebagai basis pengembangan IPTEK dan SDM.

''Hanya sampai pada retorika saja. Nyatanya selama menjadi Menko Ia tidak berhasil membangun pembangkit listrik baru, sehingga potensi pemadaman berkala akan semakin sering terjadi tahun depan,'' kata dia, Senin (30/6).

Poempida mempertanyakan ketidakcukupan energi dalam pengembangan IPTEK. Menurut Poempida, Hatta sudah masuk dalam pemerintah selama empat periode, dan dinilai selalu berada dalam posisi untuk dapat 'berbuat'.

Poempida melanjutkan, Hatta jelas menyadari anggaran riset teknologi (ristek) yang sangat minim. Tapi selama ini, menurut Poempida, Hatta tidak melakukan tindakan yang berkenaan dengan memajukan ristek. Bahkan, tidak ada juga gagasan atau inisiatif dalam mendorong sektor Ristek.

Padahal, Poempida melanjutkan, sebagai Menko Perekonomian, Hatta dinilai bisa berperan besar untuk memajukan ristek dan sebenarnya  yang diperlukan ialah kemauan saja. ''Apakah harus menjadi seorang Wapres Ia baru dapat berbuat? Ke mana saja Ia selama ini?,'' kata dia.

Poempida melanjutkan, keterbatasan energi bisa menjadi permasalahan di berbagai sektor salah satunya pendidikan. Sementara, Jusuf Kalla menjawab berbagai isu dengan sangat kongkrit dan langsung ke pokok masalah. Poempida mengatakan, JK berada dalam kondisi yang kurang prima.

''Tapi saya melihat relevansi dan bukti dari respon JK terhadap berbagai Isu yang terangkat terlihat lebih riil,'' ujarnya.

[removed][removed] [removed][removed]
Redaktur : Bilal Ramadhan
Reporter : Wahyu Syahputra
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar