Hasyim Muzadi: Yang Bilang Pilih Jokowi Haram Perlu Tabayun
Selasa , 01 Jul 2014, 14:21 WIB
Republika/Wihdan H
Mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketum PBNU, KH Hasyim Muzadi, menyatakan yang mengharamkan memilih Jokowi pada pilpres nanti belum melakukan melakukan klarifikasi. Hal ini dinilainya dapat mencelakai umat Islam di Indonesia.

"Tabayun dulu," paparnya, saat dihubungi, Selasa (1/7). Kata itu memiliki arti memastikan. Seorang alim jika mendengar kabar maka harus dipastikan dulu.

KH Hasyim sendiri mengaku sudah melakukan tabayun sehingga menjatuhkan ijtihad politiknya kepada Jokowi sebagai orang yang layak memimpin Indonesia kedepan.

Sebelum berijtihad, pihaknya terlebih dahulu tabayun, apakah benar Jokowi penganut Kristen. Kemudian dia menghubungi pengurus NU cabang Solo. Ternyata Jokowi seorang Muslim.

Apakah benar Jokowi internasionalis, menjadi kaki tangan asing. Dia kemudian menelaah latarbelakang pendidikan Jokowi. Ternyata belajarnya di Indonesia.

Sedangkan Prabowo, KH Hasyim mengaku sudah sejak lama mengetahui mantan danjen Kopassus itu. "Orang tuanya, mengapa dia belajar di luar negeri, saya tahu semua," imbuhnya.

Pihaknya mengimbau siapapun jangan sampai salah berijtihad, khususnya ulama. Jika salah maka akan dipertanggungjawabkan kepada Allah. Salah berijtihad didasari atas tidak dilakukannya tabayun. Hanya berdasarkan info yang berseliweran, kemudian tidak dipastikan, langsung mengeluarkan fatwa.

Redaktur : Erik Purnama Putra
Reporter : Erdy Nasrul
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar