REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Tim Pemenangan pasangan Capres Cawapres Prabowo-Hatta mendatangi kantor Bawaslu Provinsi Jawa Barat, Rabu (2/7). Mereka menyampaikan pelanggaran kampanye yang dianggap menyerang pihaknya. Kampanye itu disebar melalui iklan halaman 9 di surat kabar lokal di Jawa Barat.
Dalam lembar surat kabar yang tertanggal dua hari yang lalu (1/7) itu terlihat gambar komik berpanel yang memenuhi setengah halaman koran. Panel itu terbagi dalam dua kolom kiri dan kanan yang membandingkan kedua calon presiden. Materinya sendiri menurut Sekretaris Tim Pemenangan sekaligus Ketua DPD Gerindra Jawa Barat, Ferry J. Julianto dianggap mendiskreditkan Capres Prabowo.
"Kategori yang berlawanan begini seharusnya tidak dimasukan dalam iklan terbuka apalagi dalam media yang kami anggap koran milik Jawa Barat," ujarnya ketika ditemui di Kantor Bawaslu, Rabu (2/7).
Ia menyampaikan sangat keberatan dengan isi iklan. Pihaknya menganggap konten iklan itu sebagai kampanye negatif dan merupakan pelanggaran Pemilu secara terang benderang. Ia mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan langsung meminta konfirmasi kepada redaksi media terkait.
Peristiwa ini menurutnya menjadi bukti bahwa bukan pihaknya yang melakukan kampanye negatif semacam ini. Bukti pula baginya bahwa kubu lawan diam-diam mendukung iklan negatif. Hal ini dinyatakannya telah dilakukan secara terang-terangan oleh pihak pasangan Capres Cawapres Nomer 2 atau pendukungnya.
Selaku Timses kubu Prabowo-Hatta, ia menyampaikan kepada pasangan Jokowi, partai pengusung dan masyarakat pendukung untuk tidak melakuan cara negatif yang cenderung mengabaikan prinsip etika kepatutan.
"Menganggap diri lebih hebat dari komepetitor sangat tidak patut, apalagi di bulan puasa seharusnya bisa menahan diri untuk tidak memancing emosi," katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan kepada para pendukung Prabowo-Hatta agar bisa menahan diri dan tetap bersikap tenang. Ia yakin sejak debat Capres terakhir, elektabilitas pasangan itu telah melampaui angka Jokowi, khususnya di Jawa Barat.
Ditambah pula dengan dukungan dari Partai Demokrat secara formal yang praktis meningkatkan elektabilitas pasangan itu. Hal itu lah yang menurutnya memunculkan suasana kepanikan dari kubu Jokowi-JK.
Kekhawatiran itu menurutnya dibuktikan dengan munculnya iklan semacam itu ke tengah masyarakat. Ia sangat menyangkan, karena surat kabar itu banyak dibaca oleh masyarakat Jawa Barat.