REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Tim Sukses pasangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah dianggap menantang pesantren atas pernyataannya yang menyebut gagasan hari santri nasional sebagai ide sinting. Fajri diminta meminta maaf secara terbuka terhadap santri di seluruh Indonesia.
"Fahri telah menantang NU dan menantang pesantren," kata Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Adnan Anwar di Jakarta, Rabu (2/7).
Adnan mengaku ada gelombang protes besar dari kalangan santri akibat pernyataan Fahri. Bahkan, ia mendapat informasi dari santri-santri NU di beberapa daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, dan daerah lain yang akan melakukan protes lebih besar jika Fahri tidak segera meminta maaf.
"Kami meminta Fahri mencabut pernyataannya dan meminta maaf ke seluruh santri. Pernyataan itu sangat menyakitkan kami (santri)," katanya.
Sebelumnya, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menanggapi janji Jokowi untuk menetapkan 1 Muharram sebagai hari santri nasional sebagai ide sinting.
"Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu melalui akun twitternya @Fahrihamzah, Sabtu (28/6) dini hari.
Pernyataan Fahri itu menyakiti hati santri. Sebab, ide Hari Santri Nasional berawal dari permintaan para santri saat Jokowi mengunjungi Pondok Pesantren Babussalam, Banjarejo, Pagelaran, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/6). Fahri pun membenarkan bahwa pernyataannya tidak bermaksud untuk menghina Jokowi, tetapi ide yang digagas.