REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemenangan pasangan calon Jokowi-JK mengaku enggan memakai jasa konsultan asing dalam kompetisi Pilpres 2014. Alasannya, masih banyak potensi lokal yang dapat dimanfaatkan kualitas serta kemampuannya untuk menjadi seorang konsultan.
"Tidak ada kami pakai konsultan asing. Manfaatkan saja potensi anak bangsa, ini adalah cara kami memberikan apresiasi ke mereka," kata Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding saat dihubungi Republika, Rabu (2/7).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Djoko Suyanto mengatakan, capres diizinkan memiliki konsultan politik dari luar negeri. Namun, mereka tidak boleh bertindak di luar hukum Indonesia.
Keberadaan konsultan asing itu, menurut Djoko, juga akan diawasi oleh intelijen.
Terkait hal tersebut, Abdul Kadir mengatakan Djoko Suyanto terlalu mencampuri urusan pilpres.
Jokowi-JK, kata dia, tak merasa khawatir kalau kubu lawannya memakai tenaga luar sebagai konsultan politiknya.
"Kalau pihak Prabowo-Hatta pakai konsultan asing, itu hanya untuk membangun opini publik bahwa sosoknya dapat diterima dunia internasional," ujar dia.
Menurut Karding, selama ini, Prabowo masih belum bisa diterima Amerika dan negara-negara Eropa. Itulah mengapa ia memfaatkan jasa asing sehingga timbul kesan, Prabowo-Hatta sudah merupakan capres cawapres yang mendapat perhatian internasional.