Fahri Hamzah Dituntut Minta Maaf Secara Terbuka
Rabu , 02 Jul 2014, 23:00 WIB
Antara/Dhoni Setiawan
Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Santri Pengawal Aswaja meminta Fahri Hamzah untuk meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang dinilai menghina santri. Jika Fahri tidak meminta maaf, dikhawatirkan santri di seluruh Indonesia akan melakukan gelombang protes besar-besaran karena merasa dinistakan.

"Kami meminta Fahri mencabut pernyataannya dan meminta maaf ke seluruh santri. Pernyataan itu sangat menyakitkan kami (santri)," kata Wakil Sekjen PBNU Adnan Anwar di Jakarta, Selasa (2/7).

Adnan mengatakan, santri-santri di berbagai daerah sudah menyatakan keberatannya atas pernyataan Fahri. Bahkan, kata dia, ada yang sampai membakar foto politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. 

Adnan mengaku mendapat informasi dari santri-santri NU di beberapa daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, dan daerah lain yang akan melakukan protes lebih besar jika Fahri tidak segera meminta maaf. "Fahri telah menantang NU dan menantang pesantren," ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Advokasi Liga Muslim Indonesia Asep Fuad Ghozim. Dia mengatakan, Fahri telah merendahkan dan menistakan santri. Fahri dianggap tidak memahami sejarah perjuangan santri yang mempertahankan NKRI. "Kami akan bergerak jika Fahri tidak meminta maaf secepatnya," katanya.

Sebelumnya, Anggota Tim Sukses pasangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah menyebut janji Jokowi untuk menetapkan 1 Muharram sebagai hari santri nasional dianggapnya sinting.

"Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu melalui akun twitternya @Fahrihamzah, Sabtu (28/6) dini hari.

 

Redaktur : Hazliansyah
Reporter : c30
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar