REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Calon Presiden nomor urut dua, Joko 'Jokowi' Widodo menilai ada pembiaran atas kampanye negatif yang selama ini marak terjadi. Ia melihat tidak ada penegakan hukum yang berani untuk menindak tegas para pelaku kampanye hitam.
"Ambil saja, kalau orangnya Jokowi ambil saja, biar yang putuskan pengadilan, jangan takut akan ada tekanan dari partai atau tekanan politik, kalau ada ketegasan semua akan mikir seribu kali untuk mencoba hal tidak baik, ini dibiarkan makanya yang lain ikutan," katanya kepada wartawan di Hotel Holiday Inn, Jl. IR. Juanda, Kota Bandung, Kamis (3/7).
Ia menyatakan tudingan PKI terhadap dirinya merupakan penghinaan terbesar. Pasalnya, tudingan itu tidak hanya kepada dirinya, tapi menyangkut orang tua dan keluarganya. Menurutnya tudingan kali ini sudah sangat keterlaluan.
Ia juga mengatakan untuk jangan menyalahkan relawan, apabila mereka jadi tersulut dengan adanya kampanye-kampanye negatif terhadap dirinya. Meskipun, katanya selama ini dirinya dalam setiap kesempatan dimanapun selalu mengimbau kepada para pendukungnya untuk bersabar.
"Ralawan itu jutaan, sulit untuk kita suruh sabar terus, jangan salahkan mereka, salahkan yang buat isu fitnah yang buat mereka jadi panas," katanya.
Ia menambahkan untuk antisipasi kecurangan pada pelaksanaan Pilpres 9 Juli nanti, pihaknya telah menyiapkan saksi. Ia juga mengatakan telah disiapkan Satgas anti money politic dan anti curang di setiap kota, kabupaten, dan provinsi. Penjagaan itu dilakukan tidak hanya pada hari pelaksanaan Pilpres. Namun juga sebelum Pilpres dilaksanakan.
Dalam konferensi Pers itu pula, ia menyempatkan untuk mengimbau untuk para penyelenggara Pilpres agar menjaga dan meningkatkan netralitas. Begitu pula kepada seluruh aparat keamanan agar terselenggara Pilpres yang jujur, adil, dan damai.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar menggunakan kesempatan Pilpres untuk mengubah Indonesia melalui jalan kebaikan dan kemuliaan. "Mari kepada seluruh simpatisan dan pendukung rapatkan barisan memenangkan suara rakyat dengan carabterhormat dan beradab," katanya.
Sementara, Calon Wakil Presiden pasangan Jokowi, Jusuf Kalla menyatakan kemarahannya atas tudingan tidak benar kepada pihaknya. Tudingan yang salah itu dikatakannya selama ini bukan hanya persoalan komunis saja.
JK mengatakan bahwa pihaknya menginginkan hasil yang baik. Menurutnya hasil yang baik tidak akan ada tanpa proses yang baik, salah satunya kejujuran. Ia pun mengatakan akan melawan kebohongan itu.
"Pemimpin yang legal adalah pemimpin yang dihasilkan secara bersih, kita akan berterimakasih pada Polisi kalau penyebar isu itu, seperti Obor Rakyat diperiksa sebelum tanggal 9 Juli," ujarnya.